TNI AU. Jakarta. Depohar 80 menunjukkan komitmen penuh dalam mendukung kesiapan alutsista TNI Angkatan Udara dengan mengirimkan tim bantuan pemeliharaan lapangan (Banharlap) ke Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat, (8/8/2025). Tim ini dipimpin langsung oleh Dansathar 83, Letkol Tek Supriyanto, dengan misi utama memastikan kesiapan komponen Smokewinder yang akan digunakan pada pesawat tempur F-16 dan T-50i. Kegiatan ini merupakan bagian dari persiapan menjelang Upacara Gelar Pasukan Operasional dan Kehormatan Militer yang akan diwarnai atraksi udara memukau.
Smokewinder merupakan komponen vital yang menghasilkan jejak asap pada manuver udara, menjadi elemen penting dalam memperindah formasi dan aksi flypast. Oleh karena itu, setiap unit yang terpasang harus berada dalam kondisi prima demi kelancaran jalannya demo udara. Tim Banharlap Sathar 83 bekerja cermat dan teliti untuk memastikan semua sistem berfungsi optimal, mengingat peran Smokewinder yang krusial dalam memberikan efek visual yang memikat.
Tujuan utama pemeliharaan ini adalah memastikan kesiapan operasional alutsista secara menyeluruh. F-16 dan T-50i yang akan tampil tidak hanya menuntut performa mesin yang maksimal, tetapi juga dukungan penuh dari setiap perangkat pendukung. Dengan kondisi teknis yang terjamin, para penerbang dapat memusatkan fokus pada presisi manuver di udara tanpa khawatir akan gangguan teknis.
Partisipasi Depohar 80 melalui Sathar 83 menjadi bukti bahwa setiap detail dalam persiapan pertunjukan militer mendapat perhatian serius. Mulai dari pemeriksaan komponen, pengujian fungsi, hingga penyempurnaan teknis dilakukan secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan semboyan PRIMA Depohar 80, yang selalu mengedepankan profesionalisme, integritas, dan mutu hasil kerja.
Persiapan matang ini diharapkan mampu menghadirkan demo udara yang spektakuler dan memukau publik. Aksi formasi presisi, atraksi manuver tajam, dan efek visual dari Smokewinder akan menjadi daya tarik tersendiri dalam peringatan tersebut. Tidak hanya menjadi tontonan yang membanggakan, tetapi juga cerminan profesionalisme TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.
Dukungan dari Depohar 80 menegaskan bahwa keberhasilan setiap misi tidak hanya ditentukan oleh para penerbang di kokpit, tetapi juga kerja keras para teknisi di darat. Kolaborasi erat antara personel pemeliharaan dan kru penerbang menciptakan sinergi yang memastikan setiap pesawat siap tempur dan aman untuk diterbangkan.
Persembahan ini menjadi simbol bahwa TNI AU adalah kekuatan udara yang AMPUH—Andal, Modern, Profesional, Unggul, dan Humanis. Sebagai penjaga langit Nusantara, TNI AU tidak hanya siap bertempur demi keamanan bangsa, tetapi juga siap memberikan pertunjukan yang membanggakan, menginspirasi, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air di hati seluruh rakyat Indonesia. (Koharmatau).